Memaknai Hidayah dengan Secangkir Teh Hangat

 

By : Hanifah


Tentang sebuah hidayah, yang ku tahu hidayah itu datang entah dari manapun dan kapan pun dan wujud dari hidayah itu sendiri  bermacam macam, seperti halnya yang sedikit ku bagi ke pada kalian tentang aku mekanai sebuah hidayah dari momen yang paling aku sukai. Saat duduk bersandar sambil menikmati secangkir teh hangat di pagi hari, dengan di temani senja matahari.

Hmm nikmat dan menenangkan.....

Lantas di mana letak hidayahnya?

Ketika kita mencoba untuk menikmatinya degan rasa jatuh cinta kepada rabbnya pasti kita akan merasakan di mana letak hidayahnya.

Ku coba untuk membongkarnya satu persatu, ketika kita bisa merasakan melihat betapa cantik dan indahnya senja matahari terbit, nah kita merasa nikmat. kita merasakan udarah yang sangat segar, nan menenangkan di pagi hari, dan itu nikmat. kita bisa duduk dengan menikmati secangkir teh hangat dan masih bisa membuka mata untuk menikati setiap moment dipagi hari. masih bisa bernafas untuk menikmati segarnya suasana, udara embun di pagi hari dan organ-organ di dalam tubuh kita yang masih sangat berfungsi  dengan baik. Itu juga sebuah kenikmatan yang masih bisa di rasakan ketika kita masih sehat dan hidup. Bayangkan saja, jika allah mengambil kenikmatan- kenikmatan itu, jangan kan semua,  jika di ambil salah satunya saja kita sudah banyak mengeluh.

Lalu, muncul pertanyaan kembali, hidayahnya dari mana?

Rasa bersyukur..

Sepatutnya dari hal tersebut kita bisa merasakan syukur karena masih diberi kesempatan yang amat banyak untuk merasakan kenikmatan yang sudah di berikan allah, terkadang kita yang sudah diberi kenikmatan-kenikmatan yang amat sangat banyakpun, masih mengeluh dan kurang bersyukur, karena nafsu yang tak bisa terkendali.

Jika kita bisa membiasakan menggerakkan idiologi kita untuk selalu bersyukur dan berkhusnudzon dalam setiap saat dan keadaan insyaallah, allah akan selalu menambah nikmat dan kebaikan kepada hambanya.

Dari hal yang sederhanapun kita bisa menikmati rasa syukur tersebut dengan apa yang telah allah takdirkan kepada hamba hambanya.

Teringat pernah ku melihat sebuah kata-kata motivasi dari mbahnun

“rumusannya allah itu sudah jelas kok’’.

“sesungguhnya jika kamu mau bersyukur pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkarinya nikmatmu, maka sesungguhnya azabku sangat pedih (QS. Ibrohim:7)

Dan beliau juga pernah ngendikan bahwasannya “dan jangan zuudzon kepada siapapun dan apapun yang tidak kamu sukai, karena belum tentu yang jelek di matamu itu bener-bener jelek dan yang bisa membahagiakan kita hanyalah perasaaan husnudzon dalam diri kita.“

Jadi sudah berapa kata kunci hidayah yang didapat ?

Ada dua yakni rasa khusnudzon dan juga syukur.

Bukan hanya matematika saja yang bisa terkalkurasi, bahkan  hidayah yang di berikan Allah juga bisa, bedanya matematikanya Allah sama kita berbeda, kalo matematikanya kita selalu ada hasil dan nilainya akan sama jika dikali 0.

Namun, jika matematikanya allah hasilnya selalu tak terhingga sama halnya seperti hidayah yang diberikan allah tak pernah terhingga dan tak pernah ada ujungnnya.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGUMUMAN LOLOS TAHAP INTERVIEW 2020

Berita Acara Kajian Fotografi dan Videografi 2023 UKM IKPAN UINSA

Talkshow edukasi bersama BNNP JATIM